Setiap manusia
wajib mengimani hari akhir atau hari kiamat. Bahkan hal itu merupakan
rukun iman yang kelima. Di dalam hadist-hadist sahih di terangkanlah
bahwa setelah dunia ini hancur, manusia yang dalam kubur di bangkitkan
dan akan menghadapi peristiwa tsb ? Apa saja yang terjadi pada saat itu?
Pada saat itu manusia akan
dimintai pertanggungjawabannya oleh Allah subhanahuwata'ala tentang
segala macam yang telah dilakukan selama hidup di dunia ini.
Pada hari itu tidak berguna
harta, anak, tidak bermanfa'at apa yang dibanggakan selama hidup di
dunia ini. Pada hari itu hanya ada Penguasa tunggal yaitu Allah
subhanahuwata'ala yang telah memberikan berbagai macam kenikmatan kepada
manusia, kemudian Dia menyuruh menggunakan nikmat itu sebaik - baiknya
dalam rangka mengabdi kepada-Nya.
Karena Allah telah
mengkaruniakan nikmat-nikmat itu kepada manusia, maka sangat wajar
apabila Ia menanyakan kepada manusia untuk apa nikmat-nikmat itu
digunakan.
Dalam sebuah hadist mengatakan (sabda Rasulullah saw) : "Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba (menuju batas shirathal mustaqim) sehingga ia di tanya tentang umurnya untuk apa ia habiskan, ilmunya untuk apa ia amalkan, hartanya dari mana ia peroleh dan dikemanakan ia habiskan dan badannya untuk apa ia gunakan." (HR Sahih Turmizi dan Ad Damiri).
1. UMUR
Umur adalah sesuatu yang tidak
lepas dari manusia. Bila kita berbicara tentang umur, maka berarti kita
berbicara tentang waktu. Allah dalam Alqur'an telah bersumpah degnan
waktu : " Demi masa", maksudnya agar manusia lebih memperhatikan
waktu. Waktu yang di berikan Allah adalah 24 jam dalam sehari semalam.
Untuk apa waktu itu kita gunakan ? Apakah waktu itu untuk beribadah atau
untuk hal yang sia-sia.
Diantara sebab-sebab kemunduran
ummat Islam ialah bahwa mereka tidak pandai menggunakan waktu untuk
hal-hal yang bermanfa'at, sebagian waktunya digunakan untuk bergurau,
mengobrol hal - hal yang tak berguna bahkan terkadang membawa kepada
perdebatan yang tak berarti hingga membawa keperkelahian. Sementara
orang-orang kafir menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya, sehingga
mereka maju di dalam segala bidang kehidupan dan menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Keadaan ummat Islam saat ini
sangat memprihatinkan. Ada diantara mereka yang tidak mengerti ajaran
agamanya dan tidak mengerti ilmu pengetahuan umum.
Bahkan ada diantara mereka yang
buta baca tulis Alqur'an. Bila kita mau meningkatkan iman dan amal
(pekerjaan/ilmu), maka seharusnya kita bertanya kepada diri
masing-masing; Sudah berapa umur kita hari ini dan apa yang sudah kita
ketahui tentang Islam, apa pula yang sudah kita amalkan dari ajaran
Islam ini? Janganlah kita termasuk orang-orang yang lalai dan merugi.
Umur tidak terasa berjalan
merayapi kehidupan kita. Tanpa kita sadari, sekejap saja umur kita telah
tertinggal jauh, yang tersisa hanya beberapa tahun saja atau beberapa
hari bahkan beberapa detik saja.
Kemarin kita masih
dimanja-manja, bermain tertawa bebas - sedikit bergembira dan banyak
mengalami kesusahan dalam menjalani perputaran kehidupan di dunia ini,
lalu berkeluarga dan tiba-tiba kita telah menggenapi diatas puluhan
tahun dan menanti hari ketiadaan kita di dunia ini seperti semula.
Apakah akan kita sia-siakan umur
yang bagai KERCAPAN MATA ini untuk hal-hal yang hanya akan merugikan
kita di dunia maupun di hari akhir kelak ?
2. ILMU
Yang membedakan antra muslim dan
non muslim adalah ilmu dan amal. Orang muslim berbeda amaliahnya dengan
orang kafir dalam segala hal, dari mulai kebersihan, berpakaian,
berumah tangga, bermuamalah (hubungan dalam bermasyarakat), berperilaku
dll. Seorang muslim di perintahkan oleh Allah dan rosul-Nya agar
menuntut ilmu. Allah berfirman :
"Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?" ( Az Zumar : 9)
Ayat diatas kendatipun berbentuk
pertanyaan tetapi mengandung perintah untuk menuntut ilmu. Menuntut
ilmu hukumnya wajib (ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang bermanfaat)
atas setiap individu muslim, misalnya ilmu agama : tentang membersihkan
najis, berwudhu yang benar, cara shalat yang benar dan hal-hal yang di
laksanakan setiap hari. Ilmu keduniawian : belajar menuntut ilmu tiada
batasan umur dan wajib di amalkan (di terapkan) untuk kelangsungan hidup
dan kemaslahatan sesama manusia. Karena ia tidak tahu, maka amalannya
akan tertolak, dan Allah akan bertanya kepadanya kenapa ia mengikuti apa
yang ia tidak ketahui, seperti dalam firman-Nya :
"Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati. semuanya itu akan di minta pertanggungjawabannya ". (Al Isra' : 36).
Ilmu yang sudah dipelajari oleh
ummat Islam harus di gunakan untuk kepentingan Islam dan sesama manusia.
Ilmu yang sudah di tuntut dan di pelajari wajib di amalkan menurut
syari'at (aturan/ajaran) Islam. Ilmu tidak akan berarti apa apa dalam
hidup dan kehidupan manusia kecuali bila manusia mengamalkannya,
rosulullah saw bersabda :
"Beramallah kamu (dengan ilmu yang ada) karena tiap tiap orang dimudahkan menurut apa apa yang Allah ciptakan atasnya". ( HR Muslim)
Akal fikiran diberikan untuk di
pergunakan pada tempatnya, yaitu menuntut ilmu. Baik Ilmu duniawi maupun
ilmu ukhrawi. Menuntut ilmu tidak mengenal umur, waktu atau tempat.
Sudahkah kita menggunakan akal fikiran yang Dia limpahkan ini pada
hal-hal yang berguna baik bagi diri maupun orang sekitar kita ?
Allah ta'ala telah melimpahkan
umur,akal fikiran dan pengetahuan, mengapa kita tidak mencarinya? Jadi
tiada alasan yang bisa di terima Allah pada waktu hari penghisaban kelak
bagi umat-Nya. Janganlah kita termasuk umat yang menyesal di kemudian
hari.
3. HARTA
Rasulullah saw bersabda, "Bagi tiap tiap umat itu fitnah dan sesungguhnya fitnah umatku adalah harta ". (HR Turmizi dan Hakim).
Harta pada hakikatnya adalah
milik Allah. Harta adalah amanat Allah yang dilimpahkan kepada umat
manusia agar ia mencari harta itu dengan halal, menggunakan harta itu
pada tempat yang telah di tetapkan dalam syari'at Islam.
Bila kita amati keadaan umat
Islam kini, banyak kita dapati diantara mereka yang tidak lagi peduli
dengan cara mengumpulkan hartanya apakah dari jalan yang dihalalkan atau
yang di haramkan dalam syari'at Islam '. Rosulullah saw telah
meramalkan hal ini dengan sabdanya :
"Nanti akan datang suatu masa; di masa itu manusia tidak perduli dari mana harta itu di peroleh, apakah dari yang haram atau yang halal ". (HR Bukhari).
Setiap muslim harus hati-hati
dalam mencari mata pencaharian hidupnya karena manusia yang terdesak
dalam masalah ekonomi lalu ia menjadi kalut hingga tidak peduli lagi
harta itu dari mana ia peroleh. Ada harta yang di perolehnya dari
usaha-usahanya yang batil, misal ; hutang tidak di bayar, korupsi, riba,
merampok, berjudi dlsb.
Orang mencari usaha dari yang haram akan mendapat siksa Allah, seperti yang disabdakan Rosulullah saw :
"Barang siapa yang dagingnya tumbuh dari barang haram, maka neraka lebih patut baginya (sebagai tempatnya) ". ( HR Al Hakim)
Harta yang kita dapat dengan
cara yang halal harus pula kita infakkan pada jalan yang benar pula.
Bila tadi di sebut harta itu milik Allah, maka wajib pula kita gunakan
harta itu dalam rangka menegakkan kalimat Allah di muka bumi ini.
Di dalam Alqur'an ada delapan
golongan yang berhak mendapat zakat, yaitu para fuqara (orang faqir),
masakin (orang miskin), amil (pengurus zakat), mu'allaf (orang yang baru
masuk Islam), untuk membebaskan budak, orang-orang yang berhutang,
orang-orang yang sedang berjuang di jalan Allah dan orang-orang yang
sedang ada dalam perjalanan jauh (musafir). Pada masa sekarang ini ada
tiga golongan yang di prioritaskan yang berhak mendapatkan infaq dan
sadakah, yaitu golongan fuqara, masakin dan orang-orang yang berjuang di
jalan Allah.
Orang faqir adalah orang yang
membutuhkan/mempunyai kebutuhan hidup tetapi tidak mempunyai pekerjaan
sedangkan hidupnya di gunakan untuk membantu agama Islam. Jadi orang
faqir ialah orang yang hidupnya untuk berjuang di jalan Allah bukan
pemalas yang tidak mau berusaha tetapi usahanya hanya bisa mencukupi
kebutuhan minimal dalam keluarganya saja (makan sehari-hari).
4. BADAN
Manusia merupakan makhluk yang
paling sempurna yang di ciptakan Allah di muka bumi ini. Dengan
kesempurnaan susunan tubuh serta akal fikiran yang di berikan Allah,
manusia di jadikan sebagai khalifah di muka bumi ini, manusia di bebani
taklif agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Jasmani manusia
ini di tuntut bekerja untuk melaksanakan fungsi khilafah dalam rangka
mengabdi kepada Allah.
Letihnya manusia dalam
melaksanakan ibadah kepada Allah akan di ganjar dengan pahala. Tetapi
bila letihnya dalam rangka main-main, mengerjakan maksiat, perbuatan
sia-sia, beribadah dengan yang tidak pernah di contohkan rosul Allah
saw, maka sia-sialah letihnya itu, bahkan ada yang di ganjar dengan api
neraka, karena mereka termasuk orang-orang yang celaka, sebagaimana
sabda nabi Allah saw :
"Tiap-tiap amal (pekerjaan) ada masa-masa semangat, dan tiap-tiap semangat ada masa lelahnya maka barangsiapa lelah dan letihnya karena melaksanakan sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk, dan barang siapa letihnya bukan karena melaksanakan sunnahku, maka dia termasuk orang yang binasa ". (HR Al Hakim dan Al Baihaqi).
Begitulah, pada hari mahsyar
masing-masing manusia akan di minta pertanggungjawaban atas segala
perbuatan yang telah di kerjakan selama hidupnya di dunia ini. Sudah
siapkah kita menjawab pertanyaan - pertanyaan yang akan di tanyakan
kepada kita pada saat itu ? Kalau belum, kapan lagi kita mempersiapkan
diri kalau tidak sekarang ? Kita tidak tahu kapan giliran kita
dipanggil, tahun depan, bulan depan, minggu depan, besok, nanti malam, 1
jam lagi atau beberapa menit lagi. Wallahu'alam...
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda