ATJEHCYBER | JERUSSALEM
- Ada hikmah dibalik peristiwa. Warga Palestina yang tergusur lalu
melintasi batas tanah yang dijanjikan turut membawa risalah Islam kepada
warga Yahudi. Walhasil, sejumlah warga Yahudi memutuskan untuk
meninggalkan keyakinan lama kembali kepada Islam.
Jadi, bukan suatu hal yang aneh
ada seorang mubalig dengan bahasa Ibrani yang lembut dan sopan
membimbing warga Yahudi memeluk Islam. Yang menarik, mereka menjalankan
di Israel.
"Saya harus memberitahu anda tentang iman yang benar," kata seorang mubaligh saat ditemui di luar Kota Tua Yerusalem, seperti dikutip Seattletimes.com.
"Saya harus memberitahu anda tentang iman yang benar," kata seorang mubaligh saat ditemui di luar Kota Tua Yerusalem, seperti dikutip Seattletimes.com.
Para mubaligh bukan tanpa
persiapan dalam menghadapi misi sulit. Tak hanya berbekal kemampuan
berbahasa Ibrani, ia membawa ransel penuh pamflet yang berisi informasi
tentang Islam dalam beberapa bahasa, termasuk bahasa Ibrani.
"Anda dapat melakukannya sesuai dengan apa yang anda inginkan. Tapi untuk mengatakan pada mereka kewajiban anda," ungkapnya.
"Anda dapat melakukannya sesuai dengan apa yang anda inginkan. Tapi untuk mengatakan pada mereka kewajiban anda," ungkapnya.
Seorang programmer komputer
perguruan tinggi Israel, berjenggot dan gemar mengenakan celana longgar
dan kemeja panjang khas Muslim, dikenal bernama Abu Hassan. Ia
mengatakan memang tidak ada tanda-tanda usaha mubalig terbilang
sukses. Sebab sebagian besar Yahudi memeluk Islam lantaran pernikahan.
Namun, dengan keyakinan mendalam, ungkapnya, para mubaligh berusaha keras mendalami kemampuan berbahasa Ibrani guna mencapai tujuannya itu.
Namun, dengan keyakinan mendalam, ungkapnya, para mubaligh berusaha keras mendalami kemampuan berbahasa Ibrani guna mencapai tujuannya itu.
Abu Hassan mengatakan
bertahaun-tahun berkonflik dengan Israel, Muslim diperangi dan marah,
lalu mengabaikan tanggung jawab mereka untuk menyampaikan risalah Islam
kepada warga Yahudi.
"Muslim tidak ingin bicara, dan orang Yahudi tidak mau mendengarkan. Tapi Yahudi juga perlu mendengar kebenaran," katanya.
"Muslim tidak ingin bicara, dan orang Yahudi tidak mau mendengarkan. Tapi Yahudi juga perlu mendengar kebenaran," katanya.
Yitzhak Reiter, seorang profesor
dari Pusat Studi Yerusalem, mengatakan ia tidak melihat sesuatu yang
serupa dalam 30 tahun mempelajari Islam. "Ini adalah pertama kalinya
seseorang telah mencoba untuk mengkonversi orang-orang Yahudi ke Islam
di negara Israel," katanya.
Berabad-abad penganiayaan dan
upaya konversi agresif oleh mayoritas Kristen dan Muslim telah membuat
orang Yahudi, berjumlah 13 juta orang di seluruh dunia, sangat memusuhi
dakwah. Hukum Israel di beberapa tempat memberlakukan pembatasan pada
kegiatan misioner, namun tidak melarang anak di bawah umur bekerja.
Empat tahun lalu, Abu Hassan
mengatakan, seorang Yahudi Israel mendekatinya dengan
pertanyaan-pertanyaan tentang Islam. Pada saat itu, ia mendistribusikan
materi Islam untuk turis asing sekitar Kota Tua. Abu Hassan menyadari
hampir tidak ada literatur Islam dalam bahasa Ibrani. Lalu, ia dan
beberapa rekannya mengumpulkan buku dakwah Islam berbahasa Ibrani.
Salah satu bukunya berjudul "Jalan Menuju Kebahagiaan".
Buku itu mengajak pembaca buku untuk berpikir dan mengambil keuntungan
dari kesempatan berharga untuk menuntun warga Yahudi menuju kebenaran
hakiki.
Abu Hassan mengaku tidak mudah
untuk menjalankan misi tersebut. Ada pihak yang tidak senang, lalu
menganggu kegiatannya dengan menyebarkan berita bohong. Namun, Abu
mengabaikannya dan berprinsip anjing menggonggong kafilah berlalu.
"Orang-orang mengutuki saya tapi
saya melakukan sebuah kewajiban. Saya harus menjelaskan dengan lembut,
dan dengan cara yang baik saat berbicara tentang Allah," katanya.
REPUBLIKA
{ 0 komentar... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda